Jumat, 06 November 2009

RENUNGAN BUAT SANG SUAMI (Syaikh Mustofa Al-‘Adawy)

0 komentar
Wahai sang suami ....
Apakah berat bagimu, untuk tersenyum di hadapan
istrimu di kala dirimu masuk menemui istri tercinta, agar
engkau meraih pahala dari Allah?!!
Apakah membebanimu untuk berwajah yang berseri-seri
tatkala dirimu melihat anak dan istrimu?!!
Apakah menyulitkanmu wahai hamba Allah, untuk
merangkul istrimu, mengecup pipinya serta bercumbu
disaat engkau menghampiri dirinya?!!
Apakah gerangan yang memberatkanmu untuk
mengangkat sesuap nasi dan menyuapkannya di mulut
sang istri, agar engkau mendapat pahala?!!
Apakah susah, apabila engkau masuk rumah sambil
mengucapkan salam dengan lengkap :
"Assalamu`alaikum Warahmatullah Wabarakatuh"
agar engkau meraih 30 kebaikan?!!
Apakah gerangan yang membebanimu, jika engkau
menuturkan untaian kata-kata yang baik yang disenangi
kekasihmu, walaupun agak terpaksa, dan mengandung
bohong yang dibolehkan?!!
Tanyalah keadaan istrimu di saat engkau masuk rumah!!
Apakah memberatkanmu, jika engkau menuturkan
kepada istrimu di kala masuk rumah : "Duhai kekasihku,
semenjak Kanda keluar dari sisimu, dari pagi sampai
sekarang, serasa bagaikan setahun".
Sesungguhnya, jika engkau benar-benar mengharapkan
pahala dari Allah walaupun engkau dalam keadaan letih
dan lelah, dan engkau mendekati sang istri tercinta dan
menggaulinya, niscaya dirimu akan mendapatkan pahala
dari Allah, karena Rasulullah bersabda :"Dan di dalam
mempergauli isteri kalian ada sedekah".
Apakah melelahkanmu wahai hamba Allah, jika engkau
berdoa dan berkata : “Ya Allah perbaikilah istriku dan
berkatilah daku pada dirinya”
Sesungguhnya ucapan baik itu adalah sedekah. Wajah
yang berseri dan senyum yang manis di hadapan istri
adalah sedekah.
Mengucapkan salam mengandung beberapa kebaikan.
Berjabat tangan mengugurkan dosa-dosa.
Berhubungan badan mendapatkan pahala.

RENUNGAN BUAT SANG ISTRI(Syaikh Mustofa Al-‘Adawy)

0 komentar
Wahai sang Istri ....
Apakah akan membahayakan dirimu, apabila engkau
menemui suamimu dengan wajah yang berseri, dihiasi
simpul senyum yang manis di saat dia masuk rumah?
Apakah memberatkanmu, apabila engkau menyapu debu
dari wajahnya, kepala, dan baju serta mengecup
pipinya.?!!
Apakah engkau merasa sulit, jika engkau menunggu
sejenak di saat dia memasuki rumah, dan tetap berdiri
sampai dia duduk.!!!
Mungkinkah akan menyulitkanmu, jikalau engkau berkata
kepada suami : "Alhamdulillah atas keselamatan Kanda,
kami sangat rindu kedatanganmu, selamat datang
kekasihku".
Wahai sang istri…
Berdandanlah untuk suamimu dan harapkanlah pahala
dari Allah di waktu engkau berdandan, karena Allah itu
Indah dan mencintai keindahan
Pakailah parfum yang harum, dan ber-make-uplah, serta
pakailah busana yang paling indah untuk menyambut
suamimu.
Jauhi dan jauhilah bermuka masam dan cemberut.
Janganlah engkau mendengar dan menghiraukan perusak
dan pengacau yang bermaksud merusak dan
mengacaukan keharmonisanmu dengan suami.
Janganlah selalu tampak sedih dan gelisah, akan tetapi
berlindunglah kepada Allah dari rasa gelisah, sedih,
malas dan lemah.
Janganlah berbicara terhadap laki-laki lain dengan
lemah-lembut, sehingga menyebabkan orang yang di
hatinya ada penyakit mendekatimu dan menduga hal-hal
yang jelek ada pada dirimu.
Selalulah dirimu dalam keadaan lapang dada, hati
tentram, dan ingat kepada Allah setiap saat.
Ringankanlah suamimu dari setiap keletihan, kepedihan
dan musibah serta kesedihan yang menimpanya.
Suruhlah suamimu untuk berbakti kepada ibu bapaknya.
Didiklah anak-anakmu dengan baik. Isilah rumah dengan
tasbih, tahlil, tahmid, dan takbir, perbanyaklah
membaca Al-Quran terutama surat Al-Baqarah, karena
surat itu dapat mengusir setan.
Bangunkanlah suamimu untuk melaksanakan shalat
malam, doronglah dia untuk melakukan puasa sunah,
ingatkan dia akan keutamaan bersedekah, dan janganlah
engkau menghalanginya untuk menjalin hubungan
siraturrahim dengan karib kerabatnya.
Perbanyaklah beristighfar untuk dirimu, suamimu, serta
kedua orang tua dan seluruh kaum muslimin. Berdoalah
kepada Alloh Subhanahu wa Ta’ala, agar dianugerahkan
keturunan yang baik, niat yang baik serta kebaikan dunia
dan akhirat. Ketahuilah sesungguhnya Rabbmu Maha
Mendengar doa dan mencintai orang yang nyinyir dalam
meminta. Alloh Subhanahu wa Ta’ala berfirman: "Dan
Rabbmu berkata : “Serulah Aku niscaya Aku penuhi
doamu” (Al-Ghafir : 60).
*****

Kamis, 05 November 2009

Gunung Es itu Mencair

0 komentar
Entah apa yang kurasa saat ini, air mata tidak kunjung berhenti...
perasaan yang dulunya menggebu2 sepertinya sudah memudar sedikit demi sedikit
Ini yang aku takutkan selama ini, apakah ini tanda keputus asaan diriku menjalani skenariomu ya ALLAH
Dulu rasa ini tinggi menjulang bak gunung es yang menimbulkan hawa dingin kesekujur tubuh, tapi perlahan gunung ini mencair menjadi gumpalan-gumpalan es kecil yang tak berarti...
Rasa itu tidak menghilang tapi benar-benar memudar...
Dahulu aku punya sejuta mimpi, tapi belum satu mimpipun yang terwujud
Yang kurasa gunung es itu cuma bisa membuat sakit diriku dengan hawa nya yang dingin.
Rencana mungkin tinggal rencana akan sulit aku wujudkan sendiri semuanya
Mungkin aku akan jalani dengan cara mengalir tapi ini bukan bagian yang aku sukai
Aku punya pandangan jelas dalam hidup, aku bukan orang yang cuma mengalir tanpa arah
Tapi sepertinya aku tidak melihat seorang pun berniat membantuku..
Tidak juga "dia"
Aku tidak melihat keseriusan dia dalam hal ini, cuma aku yang bergerak memikirkannya...
Tidak ada usaha lebih dalam mencapai niat baik ini, seakan dia membawanya dengan cara mengalir...
Dengan berbagai alasan dan kondisi yang dia punya seakan dia bisa membuat semua ini menjadi masalah biasa bukan masalah besar
Tak ada daya juang, selalu berselimut dalam ketakutan yang tak berdasar...
Semangat tak berkobar, cuma bisa mengeluh tapi tidak menunjukan hasil yang memuaskan
Aku sangsi dengan dengan apa yang dia kerjakan saat ini, jauh panggang dari api...
Jauh dari kata ikhtiar yang matang, sulit rasanya akan mendapat hasil yang memuaskan...
Karena Hasil itu berbanding lurus dengan Ikhtiar yang dibuat...
Ini cuma sekedar formalitas dimataku...
Tak ada niat besar yang kulihat...
Tidak ada yang sia-sia didunia ini terlebih ketika kita "belajar"
Belum pernah aku temui hasil yang memuaskan dari pekerjaan yang dilakukan dengan waktu yang singkat...
Sepertinya air mata ini belum bisa berhenti dalam waktu dekat..
dan senyum simpul kebahagian akan lama terpancar dari raut muka ini...
semoga nanti masih ada senyum, walaupun tidak se ceria yang aku inginkan dulu...
Tolong obati hatiku ini y ALLAH, dari kesakitan yang panjang ini....
Kalau benar aku salah melangkah tolong angkat aku dari lubang ini
Sucikan aku dari kotoran lubang ini, sehingga aku bisa kembali diterima dilingkunganku dalam naunganMu...Wallahu a'lam

Rabu, 14 Oktober 2009

Aku ingin mencintaimu

0 komentar
Aku mencintaimu secara sederhana
Seperti sungai pada hujan
Seperti bunga pada kupu-kupu
Seperti laut pada daratan

Aku mencintaimu secara sederhana
Seperti Srikandi pada Arjuna
Seperti Shinta pada Rama

Aku mencintaimu secara sederhana
Bukan dengan bujuk rayu
Bukan dengan penyaluran hasrat
Bukan dengan pelampiasan nafsu
Walau aku tak menampik semua itu

Aku mencintaimu secara sederhana
dengan sentuhan
dengan belaian
dengan kecupan
dengan kasih
tulus dan suci
Indah
Lebih indah dari yang pernah engkau bayangkan

Aku mencintaimu secara sederhana
Tidak meletup laksana api
Namun mengalir seperti air
Tenang
diam menghanyutkan

Aku mencintaimu secara sederhana
Walau harus kuterjang badai
Kuhadang gelombang
Hingga tiba ditepian tak bertuan

Aku mencintaimu secara sederhana
Entah kau sadari atau tidak...

Tunggu Aku wahai bidadari surga...

Rabu, 22 Juli 2009

Ketika saat berbuka tak kunjung tiba

0 komentar
Puasa ini sudah cukup berkepanjangan, haus begitu mencekik kerongkongan, lapar telah begitu melilit perut ini..tapi belum tampak sepertinya waktu berbuka kan tiba.
Sudah di dilewati gurun sahara yg kering tanpa air, sudah dijajaki taman-taman buah di pesisir tapi tak ada satupun tanda waktu yang kunanti itu kan datang. Apakah sampai tiba dimana rasa ini telah mati, baru aku mendapatkannya?!. Ketika nikmatnya air tak lagi menyegarkan atau ketika lezatnya makanan tak lagi menggiurkan, karena perut dan kerongkongan ini telah berhenti bekerja.
Apa tak sepantasnya orang seperti aku diberi waktu untuk menyegerakan berbuka?!? Masih terlalu siangkah hari ini buat diriku, sehingga belum waktunya menikmati hidangan surga atau aku telah melewatkan waktu berbuka itu, hingga sekarang aku telah berada dalam kegelapan malam menunggu fajar menyingsing berharap bertemu dengan matahari tenggelam.
Atau karena aku tak punya rezeki yang cukup untuk membeli makanan buat berbukaku ini atau makanan yang terlalu mahal untuk ku beli dibanding dengan rezeki ku yang tak seberapa ini??!
Apa karena aku tak pintar dalam memasak hingga aku tak bisa berbuka, perlukah aku sekolah lebih tinggi lagi untuk dapat memasak makanan buat berbuka ku ini?!
Atau karena air dan makanan untuk ku berbuka mesti diolah lagi supaya menghasilkan masakan dan minuman yang lebih baik?! Siapa yang bisa menjamin makanan dan minuman olahan bisa tahan lama untuk dimakan??!!
Sampai sekarang aku masih menjadi musafir kelaparan dan kehausan dalam teriknya matahari dipadang pasir, sesekali aku melewati pasar digurun ini disana tampak banyak orang yang aku kenal sedang menikmati makanan dan minuman dengan nikmatnya. Tapi tak mungkin aku meminta, itu hak mereka dan nikmat yang ALLAH SWT beri kepada mereka. Bersyukur saudaraku kalian telah menyegerakan berbuka kalian. Berpuasa tak kenal lelah saat berbuka itu yang melegakan. Wallahu a'lam.

Minggu, 31 Mei 2009

Kemana Wahai Semangat?!

0 komentar
Apakah kemaksiatan ku selama ini yg membuat otak ku tumpul dan karatan seperti sekarang ini...
Apakah dosaku selama ini yang memudarkan daya juang ku
Apakah kejadian buruk itu membuat semangatku yang selama ini berkobar menjadi padam
Aku lelah dengan sikapku sendiri terhadap berbagai aktivitas yang ku jalani
Begitu mengalir tak tentu arah, mengampangkan urusan, jauh dari sikap perfectsionist seperti dulu
Bukan seperti ini pada dasarnya diriku...
Apa yang membuatku menjadi seperti ini??!!
Aku memang lebih memahami suatu bidang tapi itu malah tidak cukup membuat hidupku berarti...
Aku bukan yang seperti dulu...
Mungkin hanya beberapa orang saja yang melihatku tidak seperti dulu...
Dan mereka telah jauh dan sibuk dengan berbagai aktivitas yang membanggakan...
Padahal dulunya sama-sama berjuang dalam menempuh kesuksesan, tapi malah aku yang merasa jauh tertinggal jauh dari mereka..
KEMANA KAU PERGI WAHAI SEMANGAT??!!
Jangan tinggalkan aku dalam kehampaan, urusanku didunia ini masih la banyak..cuma engkau yang dulunya membuatku berarti dimata manusia yg cuma melihat ku sebagai sosok yg tak sempurna. Tanpa mu sekarang ini aku semakin tak berarti di mata mereka.
Aku bukan mencari sanjungan dari manusia yg tak abadi

Rabu, 20 Mei 2009

ISTIMEWANYA WANITA

0 komentar
Kaum feminis bilang susah jadi wanita, lihat saja peraturan dibawah ini :

1. Wanita auratnya lebih susah dijaga (lebih banyak) dibanding lelaki.

2. Wanita perlu meminta izin dari suaminya apabila mau keluar rumah
tetapi tidak sebaliknya.

3. Wanita saksinya (apabila menjadi saksi) kurang berbanding lelaki.

4. Wanita menerima warisan lebih sedikit daripada lelaki.

5. Wanita perlu menghadapi kesusahan mengandung dan melahirkan anak.

6. Wanita wajib taat kepada suaminya, sementara suami tak perlu taat
pada isterinya.

7. Talak terletak di tangan suami dan bukan isteri.

8. Wanita kurang dalam beribadat karena adanya masalah haid dan nifas
yang tak ada pada lelaki.

9. Dll.*


Itu sebabnya mereka tidak henti-hentinya berpromosi untuk "MEMERDEKAKAN
WANITA ". atau EMANSIPASI WANITA.

Pernahkah kita lihat sebaliknya (kenyataannya) ?

Benda yang mahal harganya akan dijaga dan dibelai serta disimpan
ditempat yang teraman dan terbaik. Sudah pasti intan permata tidak akan
dibiar terserak bukan? Itulah bandingannya dengan seorang wanita.

Wanita perlu taat kepada suami, tetapi tahukah lelaki wajib taat kepada
ibunya 3 kali lebih utama daripada kepada bapaknya?

Wanita menerima warisan lebih sedikit daripada lelaki, tetapi tahukah
harta itu menjadi milik pribadinya dan tidak perlu diserahkan kepada
suaminya, sementara apabila lelaki menerima warisan, ia perlu / wajib
juga menggunakan hartanya untuk isteri dan anak-anak?

Wanita perlu bersusah payah mengandung dan melahirkan anak, tetapi
tahukah bahwa setiap saat dia didoakan oleh segala makhluk, malaikat dan
seluruh makhluk ALLAH di muka bumi ini, dan tahukah jika ia mati karena
melahirkan adalah syahid dan surga menantinya?

Di akhirat kelak, seorang lelaki akan dipertanggungjawabkan terhadap 4
wanita, yaitu : Isterinya, ibunya, anak perempuannya dan saudara
perempuannya. Artinya, bagi seorang wanita tanggung jawab terhadapnya
ditanggung oleh 4 orang lelaki, yaitu : suaminya, ayahnya, anak
lelakinya dan saudara lelakinya.


Seorang wanita boleh memasuki pintu syurga melalui pintu surga yang mana
saja yang disukainya, cukup dengan 4 syarat saja, yaitu : sembahyang 5
waktu, puasa di bulan Ramadhan, taat kepada suaminya, dan menjaga
kehormatannya. Seorang lelaki wajib berjihad fisabilillah, sementara
bagi wanita jika taat akan suaminya serta menunaikan tanggungjawabnya
kepada ALLAH, maka ia akan turut menerima pahala setara seperti pahala
orang pergi berjihad fisabilillah tanpa perlu mengangkat senjata.

Masya ALLAH ! Demikian sayangnya ALLAH pada wanita .... ** kan **?*

Ingat firman Nya, bahwa mereka(kafir) tidak akan berhenti melakukan segala
upaya, sampai kita ikut / tunduk kepada cara-cara / peraturan buatan
mereka.

Yakinlah, bahwa sebagai dzat yang Maha Pencipta, Yang menciptakan kita,
maka sudah pasti Ia yang Maha Tahu akan manusia, sehingga segala
hukumnya/peraturannya, adalah YANG TERBAIK bagi manusia dibandingkan
dengan segala peraturan/hukum buatan manusia.



Wa'Allahu alam bish shawab

Senin, 20 April 2009

Doa untuk Kekasih

0 komentar
Allah yang Maha Pemurah...

Terima kasih Engkau telah menciptakan dia
dan mempertemukan saya dengannya.

Terima kasih untuk saat - saat indah
yang dapat kami nikmati bersama.

Terima kasih untuk setiap pertemuan
yang dapat kami lalui bersama.

Saya datang bersujud dihadapanMU...

Sucikan hati saya ya Allah, sehingga dapat melaksanakan kehendak dan rencanaMU dalam hidup saya.

Ya Allah, jika saya bukan pemilik tulang rusuknya, janganlah biarkan saya merindukan kehadirannya...
janganlah biarkan saya, melabuhkan hati saya dihatinya..
kikislah pesonanya dari pelupuk mata saya dan jauhkan dia dari relung hati saya...

Gantilah damba kerinduan dan cinta yang bersemayam didada ini dengan kasih dari dan padaMU yang tulus, murni...
dan tolonglah saya agar dapat mengasihinya sebagai sahabat.

Tetapi jika Engkau ciptakan dia untuk saya...
ya Allah tolong satukan hati kami...
bantulah saya untuk mencintai, mengerti dan menerima dia seutuhnya...
berikan saya kesabaran, ketekunan dan kesungguhan untuk memenangkan hatinya...

Ridhoi dia, agar dia juga mencintai, mengerti dan mau menerima saya dengan segala kelebihan dan kekurangan saya
sebagaimana telah Engkau ciptakan...

Yakinkanlah dia bahwa saya sungguh - sungguh mencintai dan rela membagi suka dan duka saya dengan dia...

Ya Allah Maha Pengasih, dengarkanlah doa saya ini...
lepaskanlah saya dari keraguan ini menurut kasih dan kehendakMU...

Allah yang Maha kekal, saya mengerti bahwa Engkau senantiasa memberikan yang terbaik untuk saya...
luka dan keraguan yang saya alami, pasti ada hikmahnya.

Pergumulan ini mengajarkan saya untuk hidup makin dekat kepadaMU untuk lebih peka terhadap suaraMU yang membimbing saya menuju terangMU...

Ajarkan saya untuk tetap setia dan sabar menanti tibanya waktu yang telah Engkau tentukan....

Jadikanlah kehendakMU dan bukan kehendak saya yang menjadi dalam setiap bagian hidup saya...

Ya Allah, semoga Engkau mendengarkan dan mengabulkan permohonanku.

CINTA KAMI BERDUA

0 komentar
Cinta kami berdua...

Bukan berawal dari pendekatan yang lama

Juga Bukan berawal dari keakraban yang panjang.

Melainkan dari keinginan hati,

Untuk mencapai ridho Illahi

Untuk saling berbagi dengan seikat janji

Saling menerima kelebihan dan kekurangan

`Tuk lalui suka duka hidup berdua

Saling menjaga,

dan Percaya.

Jumat, 20 Maret 2009

sebuah renungan

0 komentar
Saat napas ini dimulai...
Sudah kulangkahkan kaki ini menjalani rodanya...
sudah pernah aku rasakan indahnya hidup, nikmatnya keberhasilan, terpenuhinya keinginan...
saat dimana rasanya telah sampai dipuncak...
tetapi ternyata tidak berhenti sampai disitu...
saatnya aku turun merasakan susahnya hidup, kegagalan demi kegagalan, dan tertundanya impian...
saat dimana aku melihat tanpa mata, mendengar tanpa telinga, menangis tanpa air mata, dan berjalan tanpa pijakan...
sekarang tersadarkan setelah semua yang aku alami...
CINTA pada manusia bisa kuraih tp tak dapat mengabadi...
CINTA pada dunia bisa ku rasa tp tak dapat sempurna...
CUMA 1 cinta yang indah membawa kita kelangit surga, membuat mata menjadi basah, membuat kita enggan besar kepala di dunia yang fana..CINTA PADAMU Y ALLAH..
Alangkah hina ktika nikmat didepan mata tertutup maksiat membabi buta..

Minggu, 22 Februari 2009

Perekat Tali Perkawinan

0 komentar
-->
Untuk memperoleh sakinah atau ketentraman dalam hidup pernikahan, dua orang pasangan suami isteri itu harus bisa menyatu dalam satu ikatan. Menurut Al-Qur'an surat ar-Rum, tali temali perekat pernikahan itu adalah mawaddah dan rahmah, cinta dan kasih sayang. Yang ideal adalah jika antara suami dan isteri diikat oleh perasaan mawaddah dan rahmah sekaligus.

Dalam bahasa Arab, mawaddah mengandung arti kelapangan dada dan kekosongan jiwa dari kehendak buruk. Jadi, cinta mawaddah adalah perasaan yang mendalam, luas, dan bersih dari pikiran serta kehendak buruk. Sedangkan rahmah mengandung pengertian dorongan psikologis untuk melindungi orang yang tak berdaya.
Rumah tangga yang direkat oleh mawaddah dan rahmah adalah pasangan dimana masing-masing secara naluriah memiliki gelora cinta mendalam untuk memiliki, tapi juga memiliki perasaan iba dan sayang dimana masing-masing terpanggil untuk berkorban dan melindungi pasangannya dari segala hal yang tidak disukainya.

Mawaddah dan rahmah itu sangat ideal. Artinya, sungguh betapa bahagianya jika pasangan rumah tangga itu diikat oleh mawaddah dan rahmah sekaligus. Sesuatu yang ideal biasanya jarang terjadi. Bagimana jika tidak? Seandainya mawaddahnya putus, perasaan cintanya tidak lagi bergelora, asal masih ada rahmah, ada kasih sayang, maka rumah tangga itu masih terpelihara dengan baik. Betapa banyak suami isteri yang sebenarnya kurang dilandasi oleh cinta membara, tetapi karena masih ada rahmah, ada kasih sayang, maka rumah tangga itu tetap berjalan baik dan melahirkan generasi yang terpuji. Rahmah yang terpelihara pada akhirnya memang benar-benar mendatangkan rahmat Tuhan berupa mawaddah.

Di samping mawaddah dan rahmah, Nabi menggarisbawahi dengan pernyataan bahwa pernikahan adalah amanah. Kata Nabi, wa akhaztumuhunna bi amanatillah (kalian mengambil pasanganmu sebagai isteri (atau suami) adalah berdasar amanah Allah).

Dalam Al-Qur'an, amanah diterangkan oleh para ahli tafsir sekurang-kurangnya mengandung tiga arti, yaitu : (1) titipan, (2) tanggung jawab, dan (3) kepatuhan kepada hukum Allah. Amanah mengandung arti tanggungjawab dengan berlaku adil dan rationil seraya menyadari implikasi dan konsekwensi dari apa yang dilakukannya. Isteri adalah amanah Allah kepada suami, suami adalah amanah Allah kepada isteri. Keduanya harus komit kepada hak dan kewajibannya serta menyadari implikasi dan konsekwensi dari apa yang mereka lakukan. Kasus-kasus buruk dalam keluarga pada umumnya bersumber dari tidak dihiraukannya amanah ini.
Cinta adalah salah satu sifat Tuhan yang Mahaagung, oleh karena itu juga di dalamnya, di dalam cinta ada keagungan, keagungan cinta. Manusia diperintahkan untuk meniru akhlak Tuhan. Dalam hal cinta, orang yang memiliki perasaan cinta dan bisa mencintai adalah manusia yang mulia. Namun cinta itu bertingkat-tingkat. Menurut Imam Al-Ghazali, ada empat tingkatan kualitas cinta :

1. Ada orang yang hanya mencintai diri sendiri, cinta diri. Segala ukuran kebaikan hanya diukur dengan kepentingan dirinya. Ini adalah cinta yang paling rendah kualitasnya.
2. Ada orang yang mencintai orang lain sepanjang orang itu membawa keuntungan bagi dirinya. Jika keuntungan dari cinta itu sudah tidak ada, maka cintanya pun putus. Cinta tingkat ini adalah cinta pedagang, cinta transaksional.
3. Ada orang yang mencintai orang baik, meski ia tidak diuntungkan sedikit pun dari orang yang dicintainya itu. Cinta tingkat ini sudah termasuk cinta yang agung.
4. Ada orang yang mencintai kebaikan murni terlepas dari siapapun yang memiliki kebaikan itu. Cinta tingkat ini adalah yang tertinggi, dan merekalah yang dapat mencintai Tuhan, karena Tuhan itu adalah kebaikan.

Selasa, 27 Januari 2009

HUKUM ASAL

1 komentar
Hukum Asal Ubudiah/ ritual/ peribadatan itu adalah HARAM sampai ada dalil yang memerintahkan kita untuk melaksanakannya, itu yang menyebabkan tahlilan, yasinan, maulidan, zikir bersama, dll itu menjadi bid'ah (hal yang baru dalam agama dan setiap yang baru dalam agama adalah sesat, dan kesesatan itu tempatnya di neraka"HR Muslim 2/592 no 867. Nasa'i 3/188 no 1578) karena semua aktivitas tersebut tidak pernah dilaksanakan Rasulullah SAW dan tidak ada 1 dalil yang shahih yang menganjurkan melaksanakan aktivitas tersebut.
Sedang
Hukum Asal Syariah/ kegiatan sehari-hari / makanan / minuman itu adalah HALAL sampai ada dalil yang mengharamkan, seperti memakan bangkai, anjing, babi, dll

Senin, 26 Januari 2009

ASAL USUL KUMANDANG ADZAN

1 komentar
ASAL USUL KUMANDANG ADZAN

( Riwayat : Anas r.a; Abu Dawud; Al Bukhari )

Seiring dengan berlalunya waktu, para pemeluk agama Islam yang semula sedikit, bukannya semakin surut jumlahnya. Betapa hebatnya perjuangan yang harus dihadapi untuk menegakkan syiar agama ini tidak membuatnya musnah. Kebenaran memang tidak dapat dmusnahkan. Semakin hari semakin bertambah banyak saja orang-orang yang menjadi penganutnya.

Demikian pula dengan penduduk dikota Madinah, yang merupakan salah satu pusat penyebaran agama Islam pada masa-masa awalnya. Sudah sebagian tersebar dari penduduk yang ada dikota itu sudah menerima Islam sebagai agamanya. Ketika orang-orang Islam masih sedikit jumlahnya, tidaklah sulit bagi mereka untuk bisa berkumpul bersama-sama untuk menunaikan sholat berjama`ah. Kini, hal itu tidak mudah lagi mengingat setiap penduduk tentu mempunyai ragam kesibukan yang tidak sama. Kesibukan yang tinggi pada setiap orang tentu mempunyai potensi terhadap kealpaan ataupun kelalaian pada masing-masing orang untuk menunaikan sholat pada waktunya. Dan tentunya, kalau hal ini dapat terjadi dan kemudian terus-menerus berulang, maka bisa dipikirkan bagaimana jadinya para pemeluk Islam. Ini adalah satu persoalan yang cukup berat yang perlu segera dicarikan jalan keluarnya.

Pada masa itu, memang belum ada cara yang tepat untuk memanggil orang sholat. Orang-orang biasanya berkumpul dimasjid masing-masing menurut waktu dan kesempatan yang dimilikinya. Bila sudah banyak terkumpul orang, barulah sholat jama`ah dimulai.

Atas timbulnya dinamika pemikiran diatas, maka timbul kebutuhan untuk mencari suatu cara yang dapat digunakan sebagai sarana untuk mengingatkan dan memanggil orang-orang untuk sholat tepat pada waktunya tiba. Ada banyak pemikiran yang diusulkan. Ada sahabat yang menyarankan bahwa manakala waktu sholat tiba, maka segera dinyalakan api pada tempat yang tinggi dimana orang-orang bisa dengan mudah melihat ketempat itu, atau setidak-tidaknya asapnya bisa dilihat orang walaupun ia berada ditempat yang jauh. Ada yang menyarankan untuk membunyikan lonceng. Ada juga yang mengusulkan untuk meniup tanduk kambing. Pendeknya ada banyak saran yang timbul.

Saran-saran diatas memang cukup representatif. Tapi banyak sahabat juga yang kurang setuju bahkan ada yang terang-terangan menolaknya. Alasannya sederhana saja : itu adalah cara-cara lama yang biasanya telah dipraktekkan oleh kaum Yahudi. Rupanya banyak sahabat yang mengkhawatirkan image yang bisa timbul bila cara-cara dari kaum kafir digunakan. Maka disepakatilah untuk mencari cara-cara lain.

Lantas, ada usul dari Umar r.a jikalau ditunjuk seseorang yang bertindak sebagai pemanggil kaum Muslim untuk sholat pada setiap masuknya waktu sholat. Saran ini agaknya bisa diterima oleh semua orang, Rasulullah SAW juga menyetujuinya. Sekarang yang menjadi persoalan bagaimana itu bisa dilakukan ? Abu Dawud mengisahkan bahwa Abdullah bin Zaid r.a meriwayatkan sbb : “Ketika cara memanggil kaum muslimin untuk sholat dimusyawarahkan, suatu malam dalam tidurku aku bermimpi. Aku melihat ada seseorang sedang menenteng sebuah lonceng. Aku dekati orang itu dan bertanya kepadanya apakah ia ada maksud hendak menjual lonceng itu. Jika memang begitu aku memintanya untuk menjual kepadaku saja.
Orang tersebut malah bertanya,” Untuk apa ?
Aku menjawabnya,”Bahwa dengan membunyikan lonceng itu, kami dapat memanggil kaum muslim untuk menunaikan sholat.”
Orang itu berkata lagi,”Maukah kau kuajari cara yang lebih baik ?”
Dan aku menjawab ” Ya !”
Lalu dia berkata lagi, dan kali ini dengan suara yang amat lantang ,” Allahu Akbar,…Allahu Akbar…..”

Ketika esoknya aku bangun, aku menemui Rasulullah SAW dan menceritakan perihal mimpi itu kepada beliau. Dan beliau berkata,”Itu mimpi yang sebetulnya nyata. Berdirilah disamping Bilal dan ajarilah dia bagaimana mengucapkan kalimat itu. Dia harus mengumandangkan adzan seperti itu dan dia memiliki suara yang amat lantang.” Lalu akupun melakukan hal itu bersama Bilal.”

Rupanya, mimpi serupa dialami pula oleh Umar r.a, ia juga menceritakannya kepada Rasulullah SAW . Nabi SAW bersyukur kepada Allah SWT atas semua ini

DOSA_DOSA yg DIANGGAP BIASA part 2(GHIBAH /MENGGUNJING)

1 komentar
GHIBAH (MENGGUNJING)

Dalam banyak pertemuan di majlis, sering kali yang dijadikan hidangannya adalah menggunjing (membicarakan orang lain). Padahal Allah Subhanahu wata’ala melarang hal tersebut, dan menyeru agar segenap hamba menjahuinya. Allah menggambarkan dan mengidentikkan ghibah dengan sesuatu yang amat kotor dan menjijikkan. Allah Subhanahu wata’ala berfirman :

“Dan janganlah sebagian kamu menggunjing sebagian yang lain, sukakah salah seorang di antara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati ? maka tentulah kamu merasa jijik dengannya” (Al Hujurat : 12)

Nabi Shallallahu’alaihi wasallam menerangkan makna ghibah (menggunjig) dengan sabdanya :

“Tahukah kalian apakah ghibah itu? Mereka menjawab : Allah dan RasulNya yang mengetahui. Beliau bersabda : Yaitu engkau menyebut saudaramu dengan sesuatu yang dibencinya, ditanyakan : “Bagaimana halnya jika apa yang aku katakan itu (memang) terdapat pada saudaraku ? beliau menjawab : jika apa yang kamu katakan terdapat pada saudaramu maka engkau talah menggunjingnya (melakukan ghibah) dan jika ia tidak terdapat padanya maka engkau telah berdusta padanya” (HR Muslim : 4/2001)

jika ghibah adalah menyebutkan sesuatu yang terdapat pada diri seorang muslim, sedang ia tidak suka (jika hal itu disebutkan), baik dalam soal keadaan jasmaninya, agamanya, kekayaannya, hatinya, Akhlaknya, bentuk lahiriyahnya dan sebagainya. Caranyapun bermacam-macam. Di antaranya dengan membeberkan aib, menirukan tingkah laku atau gerak tertentu dari orang yang dipergunjingkan dengan maksud mengolok-olok.

Banyak orang meremehkan masalah ghibah, padahal dalam pandangan Allah ia adalah sesuatu yang keji dan kotor. Hal itu dijelaskan dalam sabda Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam :

“Riba itu ada tujuh puluh dua pintu, yang paling ringan daripadanya sama dengan seorang laki-laki yang menyetubuhi ibunya (sendiri) dan yang paling berat adalah pergunjingan seorang laki-laki atas kehormayan saudaranya” (As Silsilah Ash Shahihah : 1871).

Wajib bagi orang yang hadir dalam majlis yang sedang menggunjingkan orang lain, untuk mencegah kemungkaran dan membela saudaranya yang dipergunjingkan. Nabi Shallallahu’alaihi wasallam amat menganjurkan hal demikian, sebagaimana dalam sabdanya :

“barangsiapa menolak (ghibah atas) kehormatan saudaranya, niscaya pada hari kiamat Allah akan menolak api Neraka dari wajahnya” (HR Ahmad : 6/450, Shahihul Jami’ : 6238).

DOSA_DOSA yg DIANGGAP BIASA part 1 (THIYARAH)

1 komentar
Thiyarah

Thiyarah adalah merasa bernasib sial atau meramal nasib buruk karena melihat burung, binatang lainnya atau apa saja. Allah Subhanahu wata’ala berfirman :

“Kemudian apabila datang kepada mereka kemakmuran, mereka berkata : Ini adalah karena (usaha) kami”. Dan jika mereka ditimpa kesusahan, mereka lemparkan sebab kesialan itu kepada Musa dan orang-orang yang besertanya”. (Al A’raf : 131)

Dahulu diantara tradisi orang Arab adalah jika salah seorang mereka hendak melakukan suatu pekerjaan, bepergian misalnya maka mereka meramal peruntungannya dengan burung. Salah seorang dari mereka memegang burung lalu melepaskannya. Jika burung itu terbang kearah kanan maka ia optimis sehingga melangsungkan pekerjaannya, sebaliknya, jika burung itu terbang ke arah kiri maka ia merasa bernasib sial dan mengurungkan pekerjaan yang diinginkannya.

Oleh Nabi Shallallahu’alaihi wasallam hukum perbuatan tersebut diterangkan dalam sabdanya :

“Thiyarah adalah syirik”

Termasuk dalam kepercayaan yang diharamkan, yang juga menghilangkan kesempurnaan tauhid adalah merasa bernasib sial dengan bulan–bulan tertentu. Seperti tidak mau melakukan pernikahan pada bulan shafar. Juga kepercayaan bahwa hari rabu yang jatuh pada akhir setiap bulan membawa kerugian terus menerus. Termasuk juga merasa sial dengan angka 13, nama-nama tertentu atau orang cacat. Misalnya, jika ia pergi membuka tokonya lalu di jalan melihat orang buta sebelah matanya, serta merta ia merasa bernasib sial sehingga mengurungkan niat membuka toko. Juga berbagai kepercayaan yang semisalnya.

Semua hal di atas hukumnya haram dan termasuk syirik. Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam berlepas diri dari mereka. Sebagaiman disebutkan dalam hadits riwayat Imran bin Hushain :

“Tidak termasuk golongan kami orang yang melakukan atau meminta tathayyur, meramal atau meminta diramalkan (dan saya kira juga bersabda) dan yang menyihir atau yang meminta disihirkan [Hadits riwayat at Thabrani dalam Al Kabir : 18 / 162, lihat shahihul jami’ no : 5435].

Orang yang terjerumus melakukan hal-hal diatas hendaknya membayar kaffarat (denda) sebagaimana yang dituntunkan Nabi Shallallahu’alaihi wasallam :

“barangsiapa yang (kepercayaan) thiyarahnya mengurungkan hajat (yang hendak dilakukannya) maka ia telah berlaku syirik, mereka bertanya : Wahai Rasulullah , apa kaffarat (tebusan) dari padanya? Beliau bersabda : Hendaklah salah seseorang dari mereka mengatakan : “ ya Allah, tiada kebaikan kecuali kebaikan dari Engkau, tiada kesialan kecuali kesialan dari Engkau dan tidak ada sembahan yang hak selain Engkau [Hadits riwayat Imam Ahmad : 2/220, As silsilah Ash shahihah no : 1065 (hadits ini lemah, sebaiknya disebutkan dengan menerangkan kelemahannya, bin Baz)]

Merasa pesimis atau bernasib sial termasuk salah satu tabiat jiwa manusia. Suatu saat, perasaan itu menekan begitu kuat dan pada saat yang lain melemah. Penawarnya yang paling ampuh adalah tawakkal kepada Allah.

Ibnu Masud Radhiallahu’anhu berkata :

“Dan tiada seorangpun di antara kita kecuali telah terjadi dalam jiwanya sesuatu dari hal ini, hanya saja Allah menghilangkannya dengan tawakkal (kepadaNya) [Hadits riwayat Abu Dawud, no : 3910, dalam silsilah Ash Shahihah hadits no : 430]

temen tau kah kamu sapa Lata dan Uzza???

0 komentar
Berdasarkan riwayat Ubnu Jabir Latta dan Uzza adalah nama orang-orang
yang dalam hidupnya, mengabdikan diri
untuk beribadah kepada Allah
SW membantu orang melaksanakan ibadah haji..mungkin kalau dapat kita katakan
‘wali’,Syeh,kyai d kalau di Indonesia.
Hari-harinya di habiskan dalam sujud
kepada Allah, mereka banyak berbuat
kebajikan terhadap sesama, namun tak
kala mereka meninggal dunia. Mulailah
kesyirikan menimpah orang2 yg
jahil..awalnya mereka hanya datang ke
makam buat ziarah..namun karena
kejahilan mereka, mereka mulai membawa
sesajen (dalam istilah indonesia)
dengan harapan mendapatkan Safa’at.
parahnya lagi masyarakat sampai membuat
patung mereka. yang kita kenal dengan
berhala Latta dan Uzza. sungguh dosa
besar ketika kita menyekutukan
Allah,dan itu juga terjadi di masyarkat
kita ketika datang bulan puasa
berbondong-bondong ke kuburan para
Wali,bawa ini bawa itu. Sholat
dikuburan,dsb. Bukankah rasul Kita
Muhammad melarang kita solat di
kuburan, bahkan dikuburan beliau
sendiri!!!Jangan salah sangka sungguh
Masjid Nabawi tidak dibuat diatas
kuburan Rasullullah SAW.Masjid itu
telah ada sebelum Rasullullah
meninggal, kuburan Rasullullah berada
di samping Masjid itu.tepatnya di rumah
Ummul Mukminin Aisyah Radiyallahu Anhu.
“Jangan menyebut kata mencintai kepada
selain Allah, karena tiada yang patut
di cintai melainkan Dia.Tanggung Jawab
mencintai begitu besar dan itu hanya
ditujukan pada Allah dan buat orang
yang dekat dengan kita seperti
Ortu,Saudara, Istri yang benar2 halal
buat kita”Waallahu Alam..

Bagaimana sih hukum yasinan dan tahlilan itu????

0 komentar

Ajaran Islam sudah sempurna sejak
Rasulullah SAW wafat,semua hal yang
berkaitan dengan kelahiran, kehidupan,
pernikahan, kematian seorang manusia
juga sudah dijelaskan Rasulullah SAW.
Bahkan dalam hal yg sepele sekalipun
sudah diatur islam. Maka barang siapa
yang menambah atau mengurangi ajaran
islam dengan mengganggap baik perbuatan
itu sungguh secara tidak langsung telah
menuduh Rasulullah SAW berkhianat dalam
menyampaikan ajaran islam. Dalam hal
ini Rasulullah dengan tegas memberi
ancaman bagi orang yang suka menambah
atau mengurangi dalam menjalankan
islam.Rasulullah SAW bersabda ” Barang
siapa yang melaksanakan suatu amalan
(dalam hal Ibadah) sedang amalan itu
tidak ada dalil yang shahih maka amalan
itu tidak diterima”.HR Muslim no.1718
tidak salah lagi yasinan dan tahlilan
tidak pernah diamalkan oleh Rasulullah
dan sahabat, itu cuma adat istiadat
kita yang dipengaruhi ajaran dinamisme
dan animisme!!!Ada tahlilan 7 hari,40
hari,100 hari,1000 hari, bahkan ada
ulang tahun segala,Yasinan tiap malam
Jum’at dll tidak ada dalil 1 pun baik
itu al-quran maupun hadis shahih yang
mendukung hal tersebut.Rasulullah
bersabda “jauhilah oleh kalian setiap
perkara yang baru (dalam agama) karena
setiap yang baru adalah bid’ah”HR
Tirmizi dan Abu Dawud. “Dan setiap
bid’ah adalah kesesatan, dan setiap
kesesatan itu ada di neraka.”HR Muslim
Wallohu A’lam

Wasiat Sebelum Tidur (ANNISA)

0 komentar
"Ali berkata, Fathimah mengeluhkan bekas alat penggiling yang dialaminya. Lalu pada saat itu ada seorang tawanan yang mendatangi Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam. Maka Fathimah bertolak, namun tidak bertemu dengan beliau. Dia mendapatkan Aisyah. Lalu dia mengabarkan kepadanya. Tatkala Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam tiba, Aisyah mengabarkan kedatangan Fathimah kepada beliau. Lalu beliau mendatangi kami, yang kala itu kami hendak berangkat tidur. Lalu aku siap berdiri, namun beliau berkata. 'Tetaplah di tempatmu'. Lalu beliau duduk di tengah kami, sehingga aku bisa merasakan dinginnya kedua telapak kaki beliau di dadaku. Beliau berkata. 'Ketahuilah, akan kuajarkan kepadamu sesuatu yang lebih baik daripada apa yang engkau minta kepadaku. Apabila engkau hendak tidur, maka bertakbirlah tiga puluh empat kali, bertasbihlah tiga puluh tiga kali, dan bertahmidlah tiga puluh tiga kali, maka itu lebih baik bagimu daripada seorang pembantu". (Hadits Shahih, ditakhrij Al-Bukhari 4/102, Muslim 17/45, Abu Dawud hadits nomor 5062, At-Tirmidzi hadits nomor 3469, Ahmad 1/96, Al-Baihaqy 7/293)

Wahai Ukhti Muslimah !
Inilah wasiat Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bagi putrinya yang suci, Fathimah, seorang pemuka para wanita penghuni sorga. Maka marilah kita mempelajari apa yang bermanfa'at bagi kehidupan dunia dan akhirat kita dari wasiat ini.

Fathimah merasa capai karena banyaknya pekerjaan yang harus ditanganinya, berupa pekerjaan-pekerjaan rumah tangga, terutama pengaruh alat penggiling. Maka dia pun pergi menemui Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam untuk meminta seorang pembantu, yakni seorang wanita yang bisa membantunya.

Tatkala Fathimah memasuki rumah Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam, dia tidak mendapatkan beliau. Dia hanya mendapatkan Aisyah, Ummul Mukminin. Lalu Fathimah menyebutkan keperluannya kepada Aisyah. Tatkala beliau tiba, Aisyah mengabarkan urusan Fathimah.

Beliau mempertimbangkan permintaan Fathimah. Dan, memang beliau mempunyai beberapa orang tawanan perang, ada pula dari kaum wanitanya. Tetapi tawanan-tawanan ini akan dijual, dan hasilnya akan disalurkan kepada orang-orang Muslim yang fakir, yang tidak mempunyai tempat tinggal dan makanan kecuali dari apa yang diberikan Rasulullah. Lalu beliau pergi ke rumah Ali, suami Fathimah, yang saat itu keduanya siap hendak tidur. Beliau masuk rumah Ali dan Fathimah setelah meminta ijin dari keduanya. Tatkala beliau masuk, keduanya bermaksud hendak berdiri, namun beliau berkata. "Tetaplah engkau di tempatmu". "Telah dikabarkan kepadaku bahwa engkau datang untuk meminta. Lalu apakah keperluanmu?".

Fathimah menjawab. "Ada kabar yang kudengar bahwa beberapa pembantu telah datang kepada engkau. Maka aku ingin agar engkau memberiku seorang pembantu untuk membantuku membuat roti dan adonannya. Karena hal ini sangat berat bagiku".

Beliau berkata. "Mengapa engkau tidak datang meminta yang lebih engkau sukai atau lebih baik dari hal itu ?". Kemudian beliau memberi isyarat kepada keduanya, bahwa jika keduanya hendak tidur, hendaklah bertasbih kepada Allah, bertakbir dan bertahmid dengan bilangan tertentu yang disebutkan kepada keduanya. Lalu akhirnya beliau berkata. "Itu lebih baik bagimu daripada seorang pembantu".

Ali tidak melupakan wasiat ini, hingga setelah istrinya meninggal. Hal ini dikatakan Ibnu Abi Laila. "Ali berkata, 'Semenjak aku mendengar dari Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam, aku tidak pernah meninggalkan wasiat itu".

Ada yang bertanya. "Tidak pula pada malam perang Shiffin ?".

Ali menjawab. "Tidak pula pada malam perang Shiffin".
(Ditakhrij Muslim 17/46. Yang dimaksud perang Shiffin di sini adalah perang antara pihak Ali dan Mu'awiyah di Shiffin, suatu daerah antara Irak dan Syam. Kedua belah pihak berada di sana beberapa bulan)

Boleh jadi engkau bertanya-tanya apa hubungan antara pembantu yang diminta Fathimah dan dzikir ?

Hubungan keduanya sangat jelas bagi orang yang memiliki hati atau pikiran yang benar-benar sadar. Sebab dzikir bisa memberikan kekuatan kepada orang yang melakukannya. Bahkan kadang-kadang dia bisa melakukan sesuatu yang tidak pernah dibayangkan. Di antara manfaat dzikir adalah :

Menghilangkan duka dan kekhawatiran dari hati.
Mendatangkan kegembiraan dan keceriaan bagi hati.
Memberikan rasa nyaman dan kehormatan.
Membersihkan hati dari karat, yaitu berupa lalai dan hawa nafsu.
Boleh jadi engkau juga bertanya-tanya, ada dzikir-dzikir lain yang bisa dibaca sebelum tidur selain ini. Lalu mana yang lebih utama ? Pertanyaan ini dijawab oleh Al-Qady Iyadh : "Telah diriwayatkan dari Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam beberapa dzikir sebelum berangkat tidur, yang bisa dipilih menurut kondisi, situasi dan orang yang mengucapkannya. Dalam semua dzikir itu terdapat keutamaan".

Secara umum wasiat ini mempunyai faidah yang agung dan banyak manfaat serta kebaikannya. Inilah yang disebutkan oleh sebagian ulama :

Pertama
Menurut Ibnu Baththal, di dalam hadits ini terkandung hujjah bagi keutamaan kemiskinan daripada kekayaan. Andaikata kekayaan lebih utama daripada kemiskinan, tentu beliau akan memberikan pembantu kepada Ali dan Fathimah. Dzikir yang diajarkan beliau dan tidak memberikan pembantu kepada keduanya, bisa diketahui bahwa beliau memilihkan yang lebih utama di sisi Allah bagi keduanya.

Pendapat ini disanggah oleh Al-Hafidz Ibnu Hajar. Menurutnya, hal ini bisa berlaku jika beliau mempunyai lebihan pembantu. Sementara sudah disebutkan dalam pengabaran di atas bahwa beliau merasa perlu untuk menjual para tawanan itu untuk menafkahi orang-orang miskin. Maka menurut Iyadh, tidak ada sisi pembuktian dengan hadits ini bahwa orang miskin lebih utama daripada orang kaya.

Ada perbedaan pendapat mengenai makna kebaikan dalam pengabaran ini. Iyadh berkata. "Menurut zhahirnya, beliau hendak mengajarkan bahwa amal akhirat lebih utama daripada urusan dunia, seperti apapun keadaannya. Beliau membatasi pada hal itu, karena tidak memungkinkan bagi beliau untuk memberikan pembantu. Kemudian beliau mengajarkan dzikir itu, yang bisa mendatangkan pahala yang lebih utama daripada apa yang diminta keduanya".

Menurut Al-Qurthuby, beliau mengajarkan dzikir kepada keduanya, agar ia menjadi pengganti dari do'a tatkala keduanya dikejar kebutuhan, atau karena itulah yang lebih beliau sukai bagi putrinya, sebagaimana hal itu lebih beliau sukai bagi dirinya, sehingga kesulitannya bisa tertanggulangi dengan kesabaran, dan yang lebih penting lagi, karena berharap mendapat pahala.

Kedua
Disini dapat disimpulkan tentang upaya mendahulukan pencari ilmu daripada yang lain terhadap hak seperlima harta rampasan perang.

Ketiga
Hendaklah seseorang menanggung sendiri beban keluarganya dan lebih mementingkan akhirat daripada dunia kalau memang dia memiliki kemampuan untuk itu.

Keempat
Di dalam hadits ini terkandung pujian yang nyata bagi Ali dan Fathimah.

Kelima
Seperti itu pula gambaran kehidupan orang-orang salaf yang shalih, mayoritas para nabi dan walinya.

Keenam
Disini terkandung pelajaran sikap lemah lembut dan mengasihi anak putri dan menantu, tanpa harus merepotkan keduanya dan membiarkan keduanya pada posisi berbaring seperti semula. Bahkan beliau menyusupkan kakinya yang mulia di antara keduanya, lalu beliau mengajarkan dzikir, sebagai ganti dari pembantu yang diminta.

Ketujuh
Orang yang banyak dzikir sebelum berangkat tidur, tidak akan merasa letih. Sebab Fathimah mengeluh letih karena bekerja. Lalu beliau mengajarkan dzikir itu. Begitulah yang disimpulkan Ibnu Taimiyah. Al-Hafidz Ibnu Hajar berkata. "Pendapat ini perlu diteliti lagi. Dzikir tidak menghilangkan letih. Tetapi hal ini bisa ditakwil bahwa orang yang banyak berdzikir, tidak akan merasa mendapat madharat karena kerjanya yang banyak dan tidak merasa sulit, meskipun rasa letih itu tetap ada".

Begitulah wahai Ukhti Muslimah, wasiat Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam yang disampaikan kepada salah seorang pemimpin penghuni sorga, Fathimah, yaitu berupa kesabaran yang baik. Perhatikanlah bagaimana seorang putri Nabi dan istri seorang shahabat yang mulia, harus menggiling, membuat adonan roti dan melaksanakan pekerjaan-pekerjaan rumah tangganya. Maka mengapa engkau tidak menirunya ?



Minggu, 25 Januari 2009

kebenaran Vs Kebatilan

0 komentar
SEBUAH WAHYU LANGSUNG UNTUK 'ALI

Suatu hari ketika 'Ali sedang berada dalam pertempuran, pedang
musuhnya patah dan orangnya terjatuh. 'Ali berdiri di atas
musuhnya itu, meletakkan pedangnya ke arah dada orang itu, dia
berkata, "Jika pedangmu berada di tanganmu, maka aku akan
lanjutkan pertempuran ini, tetapi karena pedangmu patah, maka
aku tidak boleh menyerangmu."

"Kalau aku punya pedang saat ini, aku akan memutuskan
tangan-tanganmu dan kaki-kakimu," orang itu berteriak balik.

"Baiklah kalau begitu," jawab 'Ali, dan dia menyerahkan
pedangnya ke tangan orang itu.

"Apa yang sedang kamu lakukan", tanya orang itu kebingungan.
"Bukankah saya ini musuhmu?"

Ali memandang tepat di matanya dan berkata, "Kamu bersumpah
kalau memiliki sebuah pedang di tanganmu, maka kamu akan
membunuhku. Sekarang kamu telah memiliki pedangku, karena itu
majulah dan seranglah aku". Tetapi orang itu tidak mampu.
"Itulah kebodohanmu dan kesombongan berkata-kata," jelas 'Ali.
"Di dalam agama Allah tidak ada perkelahian atau permusuhan
antara kamu dan aku. Kita bersaudara. Perang yang sebenarnya
adalah antara kebenaran dan kekurangan kebijakanmu. Yaitu
antara kebenaran dan dusta. Engkau dan aku sedang menyaksikan
pertempuran itu. Engkau adalah saudaraku. Jika aku menyakitimu
dalam keadaan seperti ini, maka aku harus
mempertanggungjawabkannya pada hari kiamat. Allah akan
mempertanyakan hal ini kepadaku."

"Inikah cara Islam?" Orang itu bertanya.

"Ya," jawab 'Ali, "Ini adalah firman Allah, yang Mahakuasa,
dan Sang Unik."

Dengan segera, orang itu bersujud di kaki 'Ali dan memohon,
"Ajarkan aku syahadat."

Dan 'Ali pun mengajarkannya, "Tiada tuhan melainkan Allah.
Tiada yang ada selain Engkau, ya Allah."

Hal yang sama terjadi pada pertempuran berikutnya. 'Ali
menjatuhkan lawannya, meletakkan kakinya di atas dada orang
itu dan menempelkan pedangnya ke leher orang itu. Tetapi
sekali lagi dia tidak membunuh orang itu.

"Mengapa kamu tidak membunuh aku?" Orang itu berteriak dengan
marah. "Aku adalah musuhmu. Mengapa kamu hanya berdiri saja?,'
Dan dia meludahi muka 'Ali.

Mulanya 'Ali menjadi marah, tetapi kemudian dia mengangkat
kakinya dari dada orang itu dan menarik pedangnya. "Aku bukan
musuhmu", Ali menjawab. "Musuh yang sebenarnya adalah
sifat-sifat buruk yang ada dalam diri kita. Engkau adalah
saudaraku, tetapi engkau meludahi mukaku. Ketika engkau
meludahi aku, aku menjadi marah dan keangkuhan datang
kepadaku. Jika aku membunuhmu dalam keadaan seperti itu, maka
aku akan menjadi seorang yang berdosa, seorang pembunuh. Aku
akan menjadi seperti semua orang yang kulawan. Perbuatan buruk
itu akan terekam atas namaku. Itulah sebabnya aku tidak
membunuhmu."

"Kalau begitu tidak ada pertempuran antara kau dan aku?" orang
itu bertanya.

"Tidak. Pertempuran adalah antara kearifan dan kesombongan.
Antara kebenaran dan kepalsuan". 'Ali menjelaskan kepadanya.
"Meskipun engkau telah meludahiku, dan mendesakku untuk
membunuhmu, aku tak boleh."

"Dari mana datangnya ketentuan semacam itu?"

"Itulah ketentuan Allah. Itulah Islam."

Dengan segera orang itu tersungkur di kaki 'Ali dan dia juga
diajari dua kalimat syahadat
 

Ka'bah Night | powered by Blogger | created from Minima retouched by ics - id